Pras,,,pulang lah amang…..


Suara kicauan burung,yang bersahut sahutan dipagi yang masih diselimuti dingin nya embun pagi,kala itu,di sebuah perkampungan yang semakin sepi ditinggal para generasi muda nya untuk mengadu nasib ke negeri seberang,merantau sejauh kaki mereka melangkah,demi satu tujuan,mencari penghidupan yang lebih baik,sesuatu hal yang sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang mereka.
      Pras,,,demikian nama nya,seorang remaja yang tumbuh semakin dewasa,seorang anak pensiunan pegawai rendah di salah satu Pabrik perkebunan teh,bertahun tahun Ayah nya mendedikasikan diri di sana,demi perjuangan hidup keluarga dan biaya sekolah pras,segalanya dia perjuangkan demi anak semata wayang mereka,namun perjuangan seorang Ayah ini tidak begitu lama,di penghujung bulan Desember,sekitar delapan tahun yang lampau,ayah pras meninggal dunia karena penyakit yang sudah begitu lama dia derita,
     Ibu nya seorang petani kecil,yang sehari harinya mengolah ladang yang tidak seberapa luas peninggalan orang tua mereka,dan jika musim tanam sudah usai,ibu nya mengisi kesibukan sehari hari nya dengan menenun ulos,dan pras selalu setia menemani dan membatu ibu nya ini,pras sangat menyayangi ibu nya,sejak lulus dari sekolah menengah atas,ibu nya selalu bilang,agar berangkat merantau sama seperti teman teman sebaya dia lain nya,
      “pergi lah amang,,kalau memang kau niat mau meranatu,,”begitu ucapan ibu ketika ia duduk di samping ibunya saat menenun ulos,namun pras hanya diam tak menjawab ibu nya,dia tidak ingin meninggalkan ibu nya,di kampung sendirian,tanpa ditemani anak semata wayang nya ini,dia sadar harta satu satu nya harta yang sangat berarti buat ibu nya adalah dia,dia sadar bahwa satu satu nya penerus keturunan marga ayah nya hanya dia,pras tidak pernah tega meninggalkan ibu nya sendirian di kampung,sepeninggal ayah nya.
      Suatu ketika,tepat di bulan Desember,teman teman sebaya nya,pulang ke kampung halaman nya,sudah merupakan satu tradisi,bahwa jika mendekati hari Natal dan Tahun baru,para perantau yang sudah tersebar entah kemana,tiba saat nya pulang,tak heran kampung itu seakan hidup kembali dengan semarak nya berseliweran tukang ojek,mobil pribadi,dan mobil angkutan yang sengaja diborong oleh satu keluarga yang pulang dari perantauan nya.
      Lintar,seorang sahabat karib nya yang telah dua tahun merantau di Batam,bercerita kala itu kepada pras.bahwa dibatam sangat gampang mecari uang,dan semua tentang manis nya kehidupan mengenai peranatauan dia ceritakan kepada pras kalaitu,saat mereka hendak mandi di sebuah sungai yang tepat dibawah jalan perkampungan itu.
      “Enak di batam pras,,segalanya serba gampang,,ramai dan banyak hiburan nya,,”ucap lintar sambil meletakkan handuk nya diatas bambu yang melintang di atas permandian sungai itu,
      “apa kamu tidak bosan,,selama dua tahun ini di kampung kita yang sangat sepi ini,,”?tanya lintar kepada Pras,namun kala itu pras hanya menatap kosong,seolah membayang kan semua cerita manis yang dituturkan oleh lintar ini kepada nya,dan ahir nya niat hati Pras ingin melangkah meninggalkan kampung halaman semakin kuat,jika lintar bisa,kenapa saya tidak bisa,?padahal lintar terkenal dengan ke bandalan nya,kejahilan nya ketika masa2 sekolah dulu,masa saya tidak bisa?demikian lah yang selalu membayangi benak pras.
       Dimalam yang semakin dingin itu,sesekali terdengar suara burung malam yang bersahutan di selingi suara jangkrik,pras melihat ibu nya sedang sibuk di depan tungku perapian,untuk menyiapkan makan malam mereka,lama dia pandangi ibu nya dari belakang,seolah tak ada rasa tega meninggalkan nya sendirian di rumah ini,rumah yang penuh masa lalu ini,
makan malam pun usai,pras dengan sigap merapikan piring piring di atas tikar itu,dia mencoba mengutarakan apa yang ada di dalam hati nya kepada ibu nya,
       “Inang,,boleh kah aku berangkat ke batam bersama si Lintar nanati,,”?tanya pras,,pada ibu nya,
       “tidak ada yang melarang amang,,inang tak pernag melarang kamu pergi kemana,asalkan kamu sudah siap,,”jawab ibu nya seolah meyakinkan Pras,
       “benar kah inang,,?jawab lintar kembali sedikit lega,,ibu nya hanya mengangguk memberi isyarat setuju pada pras,sebelum mereka tidur di malam yang semakin dingin itu….

                                                                 *********

      Satu minggu berlalu,saat nya Lintar untuk kembali lagi ke batam,seperti yang pernah ia katakan pada pras sebelum nya,segala sesuatu nya sudah dipersiapkan oleh Pras,begitu juga dengan ibu nya,dan sedikit uang saku hasil dari menjual beberapa helai ulos hasil tenunan ibu nya beberapa hari yang lalu buat bekal pras selama di perjalanan hingga tiba nanti nya di batam sana,pagi saat keberangatan nya sengaja ibu nya tak menampakkan raut wajah sedih,sedih akan ditinggalkan oleh anak semata wayang nya,anak yang selama ini setia bersama  dan mendapingi nya.
       Pagi itu Lintar sudah tiba di rumah pras,dengan menenteng koper ber merek POLO itu,sesekali jari nya memainkan tombol tombol ponsel nya,sengaja lintar duduk di teras rumah itu,dan sebelum berangkat,tak bosan bosan ibu Pras memberi nasehat kepada nya,
     “baik baik kau disana amang,,cari lah orangtua mu disana,sebagai penggantiku,,
     “jangan kau lakukan segala sesuatu yang menyesatkan dirimu,,”
     “ingatlah selalu Tuhan dan rajin kau berdoa,”
     “tak ada apapun yang tinggalkan almarhum bapak di kampung ini,,,”ingatlah itu amang,,”ujar ibu nya lagi melanjutkan pesan pesan nya kepada Pras,
      “ia Inang,,,jawab Pras sambil memeluk erat erat ibu nya sebagai salam perpisahan,tak kuasa pras menahan haru nya ketika itu,hingga ia menitik kan air mata disaat keberangkatan nya pagi itu,dan sekali lagi ia mencium pipi ibu nya,

      “berangkat lah,,”kata ibu nya lagi melanjutkan,
pagi itu Lintar dan Pras berangkat meninggalkan kampung halaman mereka itu,demikia juga para sanak famili dan anak anak keluarga yang lain nya,satu persatu kembali lagi ke tanah perantauan mereka,tepat di bulan januari,Pras berangkat menuju Batam dengan sejuta angan angan,sejuta impian.
        Hari berlalu,minggu pertama setelah tiba di kota Batam pras mengabari ibu nya melalui ponsel tetangga rumah mereka di kampung halaman,menanyakan kabar,dan tak lupa menayakan sudah berapa ulos yang jadi ditenun ibu nya sejak dia sampai di Batam,dalam pembicaraan yang singkat itu,tak henti henti nya memberi nasehat dan petuah kepada anak semata wayang nya itu,dan pras mengatakan dia lagi melamar di salah satu perusahaan milik korea selatan di kawasan industri di kota Batam,
        Tiga hari sesudah itu,Pras kembali menghubungi ibu nya,bahwa ia telah di terima bekerja di perusahaan itu,ketika mendengar kabar itu,ibunya sangat terharu,ternyata pras memang seorang anak yang beruntung,,pikir ibu nya kala itu.dan singkat cerita….
sebulan berlalu,Pras mengirimkan gaji pertama nya kepada ibunya dan sebuah Hanphone baru disertai selembar surat,dalam sutar nya pras mengatakan bahwa dia selalu rindu pada ibu nya,dan semakin merindukan sosok almarhum ayah nya,serta pesan pada ibu nya agar selalu berdoa dan menjaga kesehatan nya.
       Demikian juga di bulan ke dua,pras mengirim kan sedikit gaji nya kepada ibu nya dikampung halaman,dan komunikasi nya dengan ibu nya semakin lancar kerena pras telah mengirim kan handphone sebulan sebelum nya,tak bosan bosan nya prs menghubungi ibu nya,terkadang sehari sampai dua kali.
pada pertengahan bulan ke tiga,pras mengabari ibu nya,kemungkinan di ahir bulan maret itu,dia akan ikut berangkat berlayar yang merupakan bagian dari perusahaan nya,
       Saat akan berlayar ia sempat menghubungi ibu nya,bahkan pras minta dibelikan apa oleh2 buat ibu nya saat dia sudah kembali lagi nanti ke kampung halaman,perasaan hati ibu pras berbunga bunga,ternyata anak nya bisa menginjakkan kaki di luar negeri yaitu di Korea selatan,
      “aku rindu sama inang,,”begitu kalimat terahir pras kepada ibunya kala itu di ujung pembicaraan mereka melalui telepon
                                           
                                                                **********

        Satu minggu berlalu,pras tak menghubungi ibu nya,saat itu ibu nya berpikir “ah nama nya juga di luar negeri,pasti dia susah untuk menghubungi,”namun sampai satu bulan Pras tak pernah menghubungi,nomor Pras yang tersimpan di dalam hanphone ibu nya ber ulang kali di hubungi namun sama sekali tak pernah aktif,perasaan ibu nya sudah mulai khawatir,sesuatu hal yang wajar bila tiba tiba ibu nya tidak mengetahui lagi kabar anak nya selama satu bulan.
       Ibu nya mencoba menghubungi Lintar kala itu setelah ibu nya meminta nomor lintar dari keluarga nya di kampung,namun lintar hanya mengetahui kalau saat itu Pras berangkat ke Korea selatan dan sesudah itu,dia tak pernah bisa lagi di hubungi,rasa kekhawatiran ibunya saat itu tak dapat ditutupi,hingga menangis saat menghubungi lintar
      “Tak ada apa apa kok itu Nantulang,,mungkin dia lagi sibuk saja,nama nya juga di Luar negeri,”ujar lintar kepada ibu pras seolah menenangkan pikiran nya yang sudah mulai galau kala itu,bulan demi bulan hingga sampai ke ahir penghujung tahun,kabar Pras semakin tidak jelas,seolah tiba tiba hilang ditelan bumi,semenjak keberangkatan nya ke Korea selatan,ibu nya pun semakin terlihat cepat tua,dan selalu memikirkan nasib anak semata wayang nya ini,ketika itu Lintar langsung mendatangi Perusahaan tempat Pras bekerja,yaitu di kawasan indusrti Batam,dan menurut penjelasan salah satu Manager perusahaan itu,mereka telah tiba di Korea selatan,namun dua minggu sesudah itu,mereka juga kehilangan kontak,kepada Pras dan kedua orang lain nya yang di kirimkan bersamaan.
       Bahkan saat di konfimasikan ke kantor pusat perusahaan itu di Korea selatan,mereka tidak mengetahui keberadaan nya,sampai hari ini,dan menurut informasi dan penjelasan ini lah kemudian Lintar sampaikan kepada ibu nya di kampung halaman saat lintar pulang kembali ke kampung halaman nya,namun tanpa keberadaan Pras,sejak saat itu ibu nya semakin sakit sakitan,dan hanya karena memikirkan nasib anak nya si Pras,entah dimana kini pras berada,dalam hari hari nya ibu selalu berharap suatu saat anak semata wayang nya itu akan kembali lagi ke pangkuan nya membawa oleh oleh yang pernah ia janjikan kepada ibu nya ketika akan berangkat ke korea.
       Dalam keseharian nya,ibu nya tak pernah henti henti nya berdoa untuk anak nya ini,sampai ahir nya tiga tahun kemudian,kesehatan ibu nya semakin berkurang ,namun aneh nya,penyakit itu tak pernah bisa ditemukan dan di analisis seorang dokter sekalipun,para tetangga dan warga kampung itu ber pendapat,bahwa satu satu nya yang dapat menyembuhkan penyakit ibu nya ini adalah,kembali nya Pras ke hadapan ibu nya,sesuatu hal yang tidak dapat terpenuhi hingga saat ini.
       Ada rasa bersalah dalam diri Lintar,dia berpendapat jika dia tidak mengajak Pras untuk ikut bersama nya kala itu,mungkin pras masih tetap di kampung ini dan setia mendapingi ibu nya sampai saat ini,sejak saat itu Lintar tak lagi pernah pulang ke kampung itu,dia selalu merasa penyakit yang di derita ibu nya pras selama ini,ada hubungan nya ke lintar,namun itu lah bagian dari kesetiaan persahabatan mereka,Lintar berjanji tidak akan prnah kembali ke kampung itu sebelum ia menemukan Pras…
       Hingga kini di usia ibunya yang semakin tua dan ringkih serta penyakit yang tak kunjung sembuh itu,ibu nya selalu berharap suatu saat Pras kembali lagi ke rumah itu
   “Pras,,,,,,pulang lah kau Amang,,,,,”demikian lah selalu yang di ucapkan ibu nya memangil manggil nama anak semata wayang nya itu,
hingga saat ini,sudah hampir lima tahun kabar Pras tak ada yang tau dimana rimba nya……

                                                                 *HORAS*

Bekasi 21/08/2010.by Bresman Silalahi

Tentang Bresmansilalahi

Belajar dari hal yang sangat kecil dan sederhana,untuk menemukan sesuatu yang lebih besar dan bermanfaat.
Pos ini dipublikasikan di Kisah. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar